Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums disingkat ICOM, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Museum dapat menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan dan sejak tahun 1977 tiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai hari Hari Museum Internasional.(sumber:Wikimedia)
Museum Kurang Perhatian
![]() |
data pengunjung museum Sonobudoy |
Keberadaan
museum ini kurang diminati oleh masyarakat. Harga tiket masuk pun sangat murah
namun tidak berpengaruh besar terhadap minat pengunjung. Museum ini menjadi
salah satu contoh museum yang kurang diminati warga alias sepi pengunjung.
Jumlah rata-rata pengunjung museum ini hanya sekitar 400 orang per tahun atau
seorang pengunjung tiap harinya. Kondisi ini pun membuat prihatin Pioner
sahabat museum Yogyakarta, Suryadi Laoddang, ia menilai sangat ironis bahwa
penghargaan kepada museum dianggap lebih berharga daripada toilet. Saat di
temui seusai pembukaan museum perjuangan expo di museum perjuangan yogyakarta,
kamis (19/4). (sumber: tribunjogja.com).
Menurut
salah satu dosen UPN, Sigit Tri Pambudi Msi, mengatakan bahwa beberapa museum
ada yang terawat dan kurang perhatian. Ada pun beberapa cara pengelolaannya
kurang terawat. Museum yang terawat antara lain museum dirgantara, museum
monumen jogja kembali, museum benteng vredeburg dan museum sonobudoyo. Museum
yang kurang perhatian yaitu museum perjuangan. Museum ini kurang terawat karna
akibat gempa yang terjadi di yogyakarta. Bila ingin menarik museum ini kembali,
sebaiknya museum ini dipromosikan agar menarik pengunjung, tambahnya.
Pembelajaran
Anak Masih Kurang
Menurut Asep, orang tua dari Fajar yang bersekolah di TK
ABA Magelang, mengatakan, pembelajaran anak sekolah sekarang memang kurang
kalau untuk berkunjung ke museum, minat untuk mengambil ilmu dari kunjungan ke
museum sangat kurang. “Hanya pada saat tertentu, liburan misalnya, mereka baru
ada kunjungan ke museum”, katanya.
Selain itu, Dewi, guru SMP Wonosari, juga mengatakan,
sekarang jarang sekolah tempat ia bekerja mengadakan kunjungan ke museum, lebih
ke tempat wisatanya, museum yang dekat saja jarang dikunjungi, apalagi yang
jauh”, ujarnya.
Di sisi lain, Fafa, murid SD IT Magelang, juga
mengungkapkan, kadang-kadang ke museum itu, biasanya belajar ya di sekolah
saja, paling kalau mau kenaikan kelas”, ungkapnnya. Menurut Parno, ayah dari murid SMP Piyungan bernama
Yudho, menambahkan untuk rekreasi ke museum sudah jarang, paling ke luar kota
itu saja lebih ke tempat bermain. Kalau sekolah-sekolah dari luar Yogyakarta
biasanya masih menyempatkan adanya kunjungan ke museum. Dari kota Cilacap,
Ciamis masih sering ada kunjungan ke museum”, tambahnya.
Kunjungan Ke Museum
Museum-museum seperti sekarang
sebenarnya tetap bisa menjadi ilmu pengetahuan bagi anak. Namun, banyaknya
tempat wisata yang lebih menarik, museum pun terkesan terabaikan. Anak-anak,
terutama TK, SD, SMP, masih sangat membutuhkan pengetahuan dari apa yang
ditunjukkan di suatu museum tentang peninggalan sejarah masa lampau.
Walaupun demikian ada beberapa sekolah- sekolah seperti SMP N 2 Ngaglik yang masih rutin mengadakan kunjungan ke museum. Kegiatan ini merupakan acara tahunan dalam rangka mengisi Tahun Ajaran Baru. Menurut Titi Sunarti salah seorang guru SMP ini mengatakan acara ini tahunan selalu diadakan disela- sela Masa Orientasi Siswa (MOS). Saat MOS, murid- murid baru tidak hanya dikenalkan denangan lingkungan sekolah saja melainkan juga lingkungan sekitarnnya. salah satunya dengan mengadakan tour museum yang biasa disebut dengan Full Trip. Kegiatan yang telah berlangsung selama 10 tahun ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat mengingat anak- anak sekarang kurang memperhatikan keberadaan museum- museum sejarah.
"Anak-anak sekarang kurang mengetahui peninggalan sejarah yang ada. dan
mereka cenderung tidak mau tahu. Jika bukan kita sebagai guru yang
mengajak mereka siapa lagi yang akan mengenalkan mereka terhadap
sejarah- sejarah masa lalu. Padahal dalam pelajaran SMP terdapat mata
pelajaran IPS., "kata Titik. Ia juga menambahkan kegiatan ini juga
berertujuan untuk menambah pengatahuan anak, terutama pada ilmu
sosialnya. “lebih bagus pada hal yang berhubungan dengan sejarah, karena
di
sekolah pun diajarkan pelajaran sejarah” jelasnya. Walaupun demikian ada beberapa sekolah- sekolah seperti SMP N 2 Ngaglik yang masih rutin mengadakan kunjungan ke museum. Kegiatan ini merupakan acara tahunan dalam rangka mengisi Tahun Ajaran Baru. Menurut Titi Sunarti salah seorang guru SMP ini mengatakan acara ini tahunan selalu diadakan disela- sela Masa Orientasi Siswa (MOS). Saat MOS, murid- murid baru tidak hanya dikenalkan denangan lingkungan sekolah saja melainkan juga lingkungan sekitarnnya. salah satunya dengan mengadakan tour museum yang biasa disebut dengan Full Trip. Kegiatan yang telah berlangsung selama 10 tahun ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat mengingat anak- anak sekarang kurang memperhatikan keberadaan museum- museum sejarah.
Untuk itu harapan kedepan bagi museum- museum yang ada agar berbenah dengan mengoptimalkan segala sarana dan prasaran yang ada dan untuk perawatan benda- benda peninggalan sejarah lebih diperhatikan mengingat koleksi yang ada di museum merupakan benda- benda kono. Selain itu dari segi kebersihan dan ketersediaan lahan parkir juga harus lebih diperhatikan lagi karena walaupun persoalan parkir ini dirasa sepele namun, jika tidak ada lokasi parkir yang memadai maka tidak akan ada pengunjung yang datang terutama rombongan.
Bagi museum yang cenderung sepi atau bahkan tidak berpengunjung diharapkan membuat promosi langsung yang bertujuan untuk menawarkan koleksi yang ada. Promosi langsung ini dapat disebarkan disekolah- sekolah terdekat ataupun masyarakat sekitar.
0 komentar:
Post a Comment