matahari

Thursday, September 21, 2017

Rendahnya Minat Masyarakat Terhadap Museum

Museum saat ini kurang dipedulikan dan dipelihara. Masih banyak museum-museum yang sepi pengunjung terutama di kota Yogyakarta. Padahal sebenarnya masih minim pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang museum. Seperti museum yang sepi pengunjung misalnya museum Geoteknologi Mineral, museum Perjuangan, museum Wayang Kekayon, dan museum-museum yang kurang terkenal lainnya. 

Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums disingkat ICOM, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Museum dapat menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan dan sejak tahun 1977 tiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai hari Hari Museum Internasional.(sumber:Wikimedia)
 
Museum Kurang Perhatian
data pengunjung museum Sonobudoy
Yogyakarta memiliki beberapa museum, diantaranya ada museum yang terawat dan ada pula yang kurang perhatian. Museum yang kurang perhatian salah satunya sadalah Museum perjuangan. Museum perjuangan berada di jl. Kolonel Sugiono No 24 Mergangsang. Museum ini didirikan untuk mengenang sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Popularitas museum ini tidak sebaik dengan museum-nuseum lainnya seperti monumen jogja kembali, museum benteng vredeburg maupun museum lainnya yang sudah sangat terkenal dan familiar bagi para wisatawan. 
Keberadaan museum ini kurang diminati oleh masyarakat. Harga tiket masuk pun sangat murah namun tidak berpengaruh besar terhadap minat pengunjung. Museum ini menjadi salah satu contoh museum yang kurang diminati warga alias sepi pengunjung. Jumlah rata-rata pengunjung museum ini hanya sekitar 400 orang per tahun atau seorang pengunjung tiap harinya. Kondisi ini pun membuat prihatin Pioner sahabat museum Yogyakarta, Suryadi Laoddang, ia menilai sangat ironis bahwa penghargaan kepada museum dianggap lebih berharga daripada toilet. Saat di temui seusai pembukaan museum perjuangan expo di museum perjuangan yogyakarta, kamis (19/4). (sumber: tribunjogja.com).
Menurut salah satu dosen UPN, Sigit Tri Pambudi Msi, mengatakan bahwa beberapa museum ada yang terawat dan kurang perhatian. Ada pun beberapa cara pengelolaannya kurang terawat. Museum yang terawat antara lain museum dirgantara, museum monumen jogja kembali, museum benteng vredeburg dan museum sonobudoyo. Museum yang kurang perhatian yaitu museum perjuangan. Museum ini kurang terawat karna akibat gempa yang terjadi di yogyakarta. Bila ingin menarik museum ini kembali, sebaiknya museum ini dipromosikan agar menarik pengunjung, tambahnya.
Pembelajaran Anak Masih Kurang
            Menurut Asep, orang tua dari Fajar yang bersekolah di TK ABA Magelang, mengatakan, pembelajaran anak sekolah sekarang memang kurang kalau untuk berkunjung ke museum, minat untuk mengambil ilmu dari kunjungan ke museum sangat kurang. “Hanya pada saat tertentu, liburan misalnya, mereka baru ada kunjungan ke museum”, katanya.
            Selain itu, Dewi, guru SMP Wonosari, juga mengatakan, sekarang jarang sekolah tempat ia bekerja mengadakan kunjungan ke museum, lebih ke tempat wisatanya, museum yang dekat saja jarang dikunjungi, apalagi yang jauh”, ujarnya.
            Di sisi lain, Fafa, murid SD IT Magelang, juga mengungkapkan, kadang-kadang ke museum itu, biasanya belajar ya di sekolah saja, paling kalau mau kenaikan kelas”, ungkapnnya. Menurut Parno, ayah dari murid SMP Piyungan bernama Yudho, menambahkan untuk rekreasi ke museum sudah jarang, paling ke luar kota itu saja lebih ke tempat bermain. Kalau sekolah-sekolah dari luar Yogyakarta biasanya masih menyempatkan adanya kunjungan ke museum. Dari kota Cilacap, Ciamis masih sering ada kunjungan ke museum”, tambahnya. 

Kunjungan Ke Museum
            Museum-museum seperti sekarang sebenarnya tetap bisa menjadi ilmu pengetahuan bagi anak. Namun, banyaknya tempat wisata yang lebih menarik, museum pun terkesan terabaikan. Anak-anak, terutama TK, SD, SMP, masih sangat membutuhkan pengetahuan dari apa yang ditunjukkan di suatu museum tentang peninggalan sejarah masa lampau.

            Walaupun demikian ada beberapa sekolah- sekolah seperti SMP N 2 Ngaglik yang masih rutin mengadakan kunjungan ke museum. Kegiatan ini merupakan acara tahunan dalam rangka mengisi Tahun Ajaran Baru. Menurut Titi Sunarti salah seorang guru SMP ini mengatakan acara ini tahunan selalu diadakan disela- sela Masa Orientasi Siswa (MOS). Saat MOS, murid- murid baru tidak hanya dikenalkan denangan lingkungan sekolah saja melainkan juga lingkungan sekitarnnya. salah satunya dengan mengadakan tour museum  yang biasa disebut dengan Full Trip. Kegiatan yang telah berlangsung selama 10 tahun ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat mengingat anak- anak sekarang kurang memperhatikan keberadaan museum- museum sejarah. 
           "Anak-anak sekarang kurang mengetahui peninggalan sejarah yang ada. dan mereka cenderung tidak mau tahu. Jika bukan kita sebagai guru yang mengajak mereka siapa lagi yang akan mengenalkan mereka terhadap sejarah- sejarah masa lalu. Padahal dalam pelajaran  SMP terdapat mata pelajaran IPS., "kata Titik. Ia juga menambahkan kegiatan ini juga berertujuan untuk menambah pengatahuan anak, terutama pada ilmu sosialnya. “lebih bagus pada hal yang berhubungan dengan sejarah, karena di sekolah pun diajarkan pelajaran sejarah” jelasnya. 

            Untuk itu harapan kedepan bagi museum- museum yang ada agar berbenah dengan mengoptimalkan segala sarana dan prasaran yang ada dan untuk perawatan benda- benda peninggalan sejarah lebih diperhatikan mengingat koleksi yang ada di museum merupakan benda- benda kono. Selain itu  dari segi kebersihan dan ketersediaan lahan parkir juga harus lebih diperhatikan lagi karena walaupun persoalan parkir ini dirasa sepele namun, jika tidak ada lokasi parkir yang memadai maka tidak akan ada pengunjung yang datang terutama rombongan. 
  
           Bagi museum yang cenderung sepi atau bahkan tidak berpengunjung diharapkan membuat promosi langsung yang bertujuan untuk menawarkan koleksi yang ada. Promosi langsung ini dapat disebarkan disekolah- sekolah terdekat ataupun masyarakat sekitar.

0 komentar:

Post a Comment